Ceritanya sedikit panjang
Jumat, 30 April 2019 malam dengan cuaca yang sederhana tanpa mendung dan udara yang tidak begitu dingin. Dikota yang penuh dengan hirup pikuk & mimpi - mimpi pemuda nya yang banyak pengangguran, haha. Ada banyak hal yang mungkin bisa kita bagi, dari hitam putih dan bahkan silabil abu - abu.
Sepanjang hari dengan kisah yang berbeda - beda dengan petualangan dan cerita yang juga beda diantara kita. Beberapa dari kita tau hidup itu harus punya tujuan dan ada beberapa orang - orang ada yang gak beruntung mikirin itu, sebab buat cari makan aja sudah susah. Gak mau pusing - pusing mikirin cita - cita atau impian. Hari ini kerja dapat uang langsung beli makan.
Disini saya bakal kasih tau dari apa yang saya liat, gimana sih jalan hidup muda mudi di Jakarta dari sekolah sampai lulus. Yah walaupun mungkin gak seseru kisah kalian para pembaca, maksud disini anggap aja kita lagi sharing, anggap saja kita lagi telepati, hahaha.
Dalam kota yang dibilang udah banyak hal ada didalamnya ini, beberapa orang bisa tergiur bahkan berandai - andai didalamnya. Bisa jadi ini, bisa jadi itu, bisa punya anu, maksud saya harta gono gini. Tapi kenyataannya gak seindah yang dibayangin, karena tujuan itu harus punya perencanaan dan strategi yang matang. Banyak juga yang gagal dikota yang dianggap wah ini. Bahkan ada yang jadi gelandangan atau gila, yah kalo kata orang suci tergantung ahlak, akal dan perbuatan.
Sekolah yang saya anggap buruk, Agustus 2010 yah kira - kira sekitar bulan segitulah saya mengakhiri masa sekolah saya, sebagai lulusan sekolah menengah teknik.
Kenapa saya bisa anggap buruk? Toh liat saja dengan teliti dan setelah saya menjelajahi beberapa tempat dan bertemu berbagai macam jenis orang, pada intinya gak ada mata pelajaran yang benar - benar bermanfaat membawa pada tingkatan kehidupan yang bagus maksud saya jadi seorang ahli atau setidaknya hal yang bersangkutan. Tapi bukan berati saya anggap sekolah itu gak penting, sekolah itu penting. Penting agar nalar kita berjalan dan cepat tanggap itu fungsinya sekolah sih. Tapi itu aja sih menurut saya PR nya.
Satu lagi yang bikin saya kesal dari sekolah yang saya lewati itu, kita gak bisa bebas, kita gak bisa jadi apa yang kita mau. Peraturan - peraturan yang membelenggu siswa dari imajinasi dan prakarya dari hati. Contohnya, kita datang - duduk belajar - no coment - pulang suatu hal yang benar - benar monotton. Disekolah gak pernah ditanya apa yang siswa mau? Dan siswa diwajibkan untuk menuruti apa yang sekolah mau agar lulus dan dapat ijasah. Cara pendidikan yang menurut saya salah dan kita didik untuk bisa bekerja, ya terus bekerja sampai jadi kuli dinegri sendiri. Kita gak diolah untuk menemukan atau mendapatkan passion kita dan keinginan terpendam kita akan selalu terpendam disekolah. Maka dari itu kenapa orang yang lulus dari sekolah jadi seperti narapidana yang bebas dan cuma bisa bersenang - senang tak terkendali, bahkan bisa melakukan hal - hal konyol atau suatu hal yang bisa lebih gila lagi. Tapi jika memiliki ahlak dan attitude baik dari keluarganya saya rasa bisa sedikit dikendalikan.
Pengangguran, setelah lulus dan bersenang - senang. Mungkin beberapa dari siswa bisa terus tersenyum sampai saatnya tiba untuk duduk termenung. Tapi untuk mereka yang tidak beruntung akan melakukan hal teresebut (duduk termenung) lebih dulu. Dan rasa lapar baru akan menggerakan mereka, tapi Tuhan sungguh adil Maha Besar Allah atas segalanya, ia tidak tidur dan Ia tidak tuli. Rejeki bisa datang kapan saja dan darimana saja bahkan untuk orang yang berdiam menunggu kematian. Ini pengalaman sedikit saya dalam kehidupan. Walau nasib tidak seburuk yang kita kira, setelah lulus ada yang langsung dapat kerja dan blablabla terjerumus kedalam rasa bahagia yang melupakan sehingga Tuhan yang masih sayang menegur dengan ujiannya, maybe.
Begitu kelamnya bujukan setan dikota ini dengan mengatas namakan gaul, modern dan gengsi. Anak muda yang mampu alias yang ortunya kaya punya cara sendiri untuk merusak diri dan yang gak mampu pun gak mau kalah. Dari narkoba, sex bebas dan moral yang gak tau gimana benernya. Toh pada intinya kebanyakan orang cuma bisa menjelekkan dari pada membimbing yang muda dengan cara yang sabar. Dan cuek gitu aja, serta tempat ibadah sepi dari kaum muda, haha miris, begitulah menurut pengamatan saya. Yah pada intinya kita harus rajin - rajin ingat Yang Maha Kuasa dan sering taubat kalo salah lagi salah lagi, semoga Tuhan mengampuni kita, Amin.
Ekonomi yang gak adil dan merata di negri yang katanya melimpah kekayaan alamnya. Sejahtera, adil dan makmur adalah keinginan manusia yang terlahir dimuka bumi ini. Sungguh beruntung rasanya saya bisa menjelajahi sebagian negri ini melalui pekerjaan yang sebelumnya ditugaskan ke berbagai tempat. Yah dari situlah saya bisa belajar mengenal masyarakat di negri ini, seperti potongan kutipan seorang aktivis 65 yang bunyinya : Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrisi dan slogan-slogan. Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal obyeknya. Dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat.
Tapi terlalu banyak hal yang membuat saya pilu melihat keadaan negri ini secara langsung setelah berpergian ke beberapa daerah. Dari rakyatnya, hutannya dan bahkan hewannya yang masih tidak dapat menikmati sila ke lima dari ideologi negri ini. Pengangguran, kemisikinan, penebangan liar, penjualan hewan ilegal sampai korupsi yang menjadi penyakit mewabah ke masyarakat. Saya sering dan pernah bicara pada beberapa orang - orang yang saya temui, tentang nasibnya dan masyarakat dikota yang saya singgahi. Seberapa susahnya mereka untuk mendapatkan pekerjaan, uang untuk makan dan bahkan pendidikan. Semua berujung dari kata - kata tidak adil dan adanya si koruptor yang masih mendapatkan keringanan hukuman. Sungguh hukum yang gak setimpal begini perlahan akan menghancurkan sebuah negara dari dalam. Sekarang coba kita lihat begitu banyaknya kasus rasisme, neopotisme dan para kaum oportunis yang masih berkeliaran dan menghisap nutrisi negri seperti benalu. Apa yang harus kita lakukan dengan begitu banyaknya wabah penyakit nurani dinegri ini? Sungguh jika anda seorang pemuda/pemudi ada banyak hal yang anda bisa lakukan. Berkumpullah rangkul teman dan kawan simak, bahas dan diskusikan sebuah pergerakan sedikitnya untuk lingkungan sekitar. Saya harap kesadaran seperti itu muncul dari banyak muda mudi agar kita gak selalu dianggap sebelah mata apalagi dianggap cuma menghiasi malam kelam.
Yah sebenarnya ada banyak hal yang musti kita bagi, mungkin dari ketikan tangan ini kita bisa sedikit membuka pikiran dan tidak lupa pada idealisme yang kita anut. Jika ada hal yang ingin dibincangkan lebih, mungkin kita bisa duduk sambil minum kopi atau teh dab berbagi rasa dengan senyuman. Terima kasih sudah mampir diberanda yang sederhana dan gak ada apa - apanya ini, salam lestari. :)
Sepanjang hari dengan kisah yang berbeda - beda dengan petualangan dan cerita yang juga beda diantara kita. Beberapa dari kita tau hidup itu harus punya tujuan dan ada beberapa orang - orang ada yang gak beruntung mikirin itu, sebab buat cari makan aja sudah susah. Gak mau pusing - pusing mikirin cita - cita atau impian. Hari ini kerja dapat uang langsung beli makan.
Disini saya bakal kasih tau dari apa yang saya liat, gimana sih jalan hidup muda mudi di Jakarta dari sekolah sampai lulus. Yah walaupun mungkin gak seseru kisah kalian para pembaca, maksud disini anggap aja kita lagi sharing, anggap saja kita lagi telepati, hahaha.
Dalam kota yang dibilang udah banyak hal ada didalamnya ini, beberapa orang bisa tergiur bahkan berandai - andai didalamnya. Bisa jadi ini, bisa jadi itu, bisa punya anu, maksud saya harta gono gini. Tapi kenyataannya gak seindah yang dibayangin, karena tujuan itu harus punya perencanaan dan strategi yang matang. Banyak juga yang gagal dikota yang dianggap wah ini. Bahkan ada yang jadi gelandangan atau gila, yah kalo kata orang suci tergantung ahlak, akal dan perbuatan.
Sekolah yang saya anggap buruk, Agustus 2010 yah kira - kira sekitar bulan segitulah saya mengakhiri masa sekolah saya, sebagai lulusan sekolah menengah teknik.
Kenapa saya bisa anggap buruk? Toh liat saja dengan teliti dan setelah saya menjelajahi beberapa tempat dan bertemu berbagai macam jenis orang, pada intinya gak ada mata pelajaran yang benar - benar bermanfaat membawa pada tingkatan kehidupan yang bagus maksud saya jadi seorang ahli atau setidaknya hal yang bersangkutan. Tapi bukan berati saya anggap sekolah itu gak penting, sekolah itu penting. Penting agar nalar kita berjalan dan cepat tanggap itu fungsinya sekolah sih. Tapi itu aja sih menurut saya PR nya.
Satu lagi yang bikin saya kesal dari sekolah yang saya lewati itu, kita gak bisa bebas, kita gak bisa jadi apa yang kita mau. Peraturan - peraturan yang membelenggu siswa dari imajinasi dan prakarya dari hati. Contohnya, kita datang - duduk belajar - no coment - pulang suatu hal yang benar - benar monotton. Disekolah gak pernah ditanya apa yang siswa mau? Dan siswa diwajibkan untuk menuruti apa yang sekolah mau agar lulus dan dapat ijasah. Cara pendidikan yang menurut saya salah dan kita didik untuk bisa bekerja, ya terus bekerja sampai jadi kuli dinegri sendiri. Kita gak diolah untuk menemukan atau mendapatkan passion kita dan keinginan terpendam kita akan selalu terpendam disekolah. Maka dari itu kenapa orang yang lulus dari sekolah jadi seperti narapidana yang bebas dan cuma bisa bersenang - senang tak terkendali, bahkan bisa melakukan hal - hal konyol atau suatu hal yang bisa lebih gila lagi. Tapi jika memiliki ahlak dan attitude baik dari keluarganya saya rasa bisa sedikit dikendalikan.
Pengangguran, setelah lulus dan bersenang - senang. Mungkin beberapa dari siswa bisa terus tersenyum sampai saatnya tiba untuk duduk termenung. Tapi untuk mereka yang tidak beruntung akan melakukan hal teresebut (duduk termenung) lebih dulu. Dan rasa lapar baru akan menggerakan mereka, tapi Tuhan sungguh adil Maha Besar Allah atas segalanya, ia tidak tidur dan Ia tidak tuli. Rejeki bisa datang kapan saja dan darimana saja bahkan untuk orang yang berdiam menunggu kematian. Ini pengalaman sedikit saya dalam kehidupan. Walau nasib tidak seburuk yang kita kira, setelah lulus ada yang langsung dapat kerja dan blablabla terjerumus kedalam rasa bahagia yang melupakan sehingga Tuhan yang masih sayang menegur dengan ujiannya, maybe.
Begitu kelamnya bujukan setan dikota ini dengan mengatas namakan gaul, modern dan gengsi. Anak muda yang mampu alias yang ortunya kaya punya cara sendiri untuk merusak diri dan yang gak mampu pun gak mau kalah. Dari narkoba, sex bebas dan moral yang gak tau gimana benernya. Toh pada intinya kebanyakan orang cuma bisa menjelekkan dari pada membimbing yang muda dengan cara yang sabar. Dan cuek gitu aja, serta tempat ibadah sepi dari kaum muda, haha miris, begitulah menurut pengamatan saya. Yah pada intinya kita harus rajin - rajin ingat Yang Maha Kuasa dan sering taubat kalo salah lagi salah lagi, semoga Tuhan mengampuni kita, Amin.
Ekonomi yang gak adil dan merata di negri yang katanya melimpah kekayaan alamnya. Sejahtera, adil dan makmur adalah keinginan manusia yang terlahir dimuka bumi ini. Sungguh beruntung rasanya saya bisa menjelajahi sebagian negri ini melalui pekerjaan yang sebelumnya ditugaskan ke berbagai tempat. Yah dari situlah saya bisa belajar mengenal masyarakat di negri ini, seperti potongan kutipan seorang aktivis 65 yang bunyinya : Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrisi dan slogan-slogan. Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal obyeknya. Dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat.
Tapi terlalu banyak hal yang membuat saya pilu melihat keadaan negri ini secara langsung setelah berpergian ke beberapa daerah. Dari rakyatnya, hutannya dan bahkan hewannya yang masih tidak dapat menikmati sila ke lima dari ideologi negri ini. Pengangguran, kemisikinan, penebangan liar, penjualan hewan ilegal sampai korupsi yang menjadi penyakit mewabah ke masyarakat. Saya sering dan pernah bicara pada beberapa orang - orang yang saya temui, tentang nasibnya dan masyarakat dikota yang saya singgahi. Seberapa susahnya mereka untuk mendapatkan pekerjaan, uang untuk makan dan bahkan pendidikan. Semua berujung dari kata - kata tidak adil dan adanya si koruptor yang masih mendapatkan keringanan hukuman. Sungguh hukum yang gak setimpal begini perlahan akan menghancurkan sebuah negara dari dalam. Sekarang coba kita lihat begitu banyaknya kasus rasisme, neopotisme dan para kaum oportunis yang masih berkeliaran dan menghisap nutrisi negri seperti benalu. Apa yang harus kita lakukan dengan begitu banyaknya wabah penyakit nurani dinegri ini? Sungguh jika anda seorang pemuda/pemudi ada banyak hal yang anda bisa lakukan. Berkumpullah rangkul teman dan kawan simak, bahas dan diskusikan sebuah pergerakan sedikitnya untuk lingkungan sekitar. Saya harap kesadaran seperti itu muncul dari banyak muda mudi agar kita gak selalu dianggap sebelah mata apalagi dianggap cuma menghiasi malam kelam.
Yah sebenarnya ada banyak hal yang musti kita bagi, mungkin dari ketikan tangan ini kita bisa sedikit membuka pikiran dan tidak lupa pada idealisme yang kita anut. Jika ada hal yang ingin dibincangkan lebih, mungkin kita bisa duduk sambil minum kopi atau teh dab berbagi rasa dengan senyuman. Terima kasih sudah mampir diberanda yang sederhana dan gak ada apa - apanya ini, salam lestari. :)
Comments
Post a Comment