Kapitalisme dibalik Kemerdekaan.

Tujuh belas Agustus tahun empat lima, itulah hari kemerdekaan kita. Yaps lagu yang sering kita dengar dan terlebih lagi pada tanggal 17 Agustus setiap tahunnya sejak berdirinya negara Indonesia.


Sudah banyak yang taulah pastinya lagu kemerdekaan ini. Dan banyak - banyak lagi lagu nasionalis di Indonesia ini. Ohh iya, ngomong soal lagu kemerdekaan gak disangka ya negara kita ini Indonesia sudah berusia 74 tahun. Wahhh, lumayan lama juga ya. Tapi apakah benar diusia yang hampir menjelang seratus tahun kemerdekaan - kemerdekaan yang sebenarnya itu telah terwujud untuk seluruh masyarakat/warga negara Indonesia?

Hemm rasa - rasanya masih banyak ketimpangan yang semakin merajalela diabad 21 ini. Dari banyak hal tentunya negara yang sudah dinyatakan merdeka ini belum benar - benar diidentitaskan merdeka. Yah ,berdalih dari kata negara berkembang mungkin dari Ibu saya kecil sampai saya lahir disebut negara berkembang tapi gak berkembang - kembang ya. 😨

Saya kutip dari beberapa buku seperti Catatan Harian Seorang Demonstran, Pulau Kecil Indonesia Tanah Air Tambang,  Pendidikan Kapitalisme dan beberapa kegiatan atau berita aktivis yang saya ikuti. Sungguh dilema yang luar biasa ada pada negri Indonesia ini, sepertinya kata - kata (Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penajajah, Perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsa sendiri) Ir.Soekarno menjadi hal yang benar - benar harus selalu diungkit untuk generasi ke generasi bangsa ini. Agar akan terlahir terus kesadar - kesadaran untuk muda mudinya akan fungsi nya untuk bernegara & berprikemanusiaan.

Tapi sungguh miris melihat hampir generasi kini, semuanya menjadi seperti candu dengan media sosial dan mudah untuk terprovokasi atau lebih gila lagi diarahkan untuk hal - hal yang kepentingannya hanya dinikmati kaum liberalis kapitalisme. Dan bicara soal kapitalisme, seperti sistemnya sudah merambat kemana - mana pada negri ini. Sampai - sampai ideologi yang disusun dan diciptakan oleh para Pejuang di masa lalu bisa - bisa musnah.

Kapitalisme yang menurut saya sudah menyerang keranah pendidikan, ekonomi dan budaya. Sistem yang benar - benar sangat berbahaya yang membuat kita, masyarakat Indonesia menjadi lupa akan ideologinya sendiri. Dalam sistem pendidikan kapitalisme, masyarakat dituntut untuk menjadi mesin dan hanya membuat fokus ke industri - industri yang keuntungannya hanya untuk para si pemodal liberalis, yang tidak memperdulikan kemanusiaan, keadilan dan merusak ekosistem kehidupan. Masyarakat yang di didik dalam sistem kapitalisme hanya di didik untuk mengejar uang dan bersaing untuk mendapatkan nilai tanpa memperdulikan lainnya yang penting selamatkan diri. Jelas berbeda pada panutan sila yang intinya ada pada sila ke 5 dan bisa merusak sila yang ke 3 yang merumuskan pendidikan yang humanis.

Pada sistem ekonomi kapitalisme, semua perdagang dimonopoli. Pasar - pasar tradisional yang memasyarakatkan rakyat perlahan digusur dimulai dari bibitnya yaitu seperti pertanian dan perkebunan yang dikuasai dan digusur serta nelayan yang diserang dengan reklamasinya dengan dalih - dalih yang tidak masuk akal.

Semakin pudar lagi ideologi negara Indonesia dengan budaya - budaya nya yang dicampur adukan dan bahkan digeras dengan budaya - budaya asing. Yang titik serangnya adalah generasi - generasi muda polos yang otaknya didokterin dengan hal - hal negatif. Hal - hal yang sifatnya hanya menyenangkan diri sendiri sampai lupa akan kepedulian sosialnya dan lupa akan tugasnya pada bangsa.

Sungguh hal - hal demikianlah dibaliknya kapitalisme dikemerdekaan Indonesia ini, dengan adanya artikel ini. Saya harap para pembaca bisa membuka mata hati dan jiwa untuk tersadar. Dan langsung bergerak dengan belajar untuk peduli walau dalam hal kecil, kritis dalam kesalahan - kesalahan yang terjadi dilingkungan dan bersatu untuk melawan penguasa yang dzalim, berdiri tegak untuk mereka para pembela kebenaran. Kita muda, kita pernah salah itu adalah sebuah pelajaran dan kini saatnya berguna. Terima kasih dan kopi panas asli adalah seduhan enak untuk diskusi muda. :) Wasallam...

Comments

Popular posts from this blog

Asmara

UDARA TAK SESEJUK DULU LAGI???

Pancasila