KETIKA DIPINGGIR JALAN
Saat itu aku sedang menuju suatu tempat yang paling indah dan damai menurutku dengan kendaraanku si besi tua kebanyakan orang - orang menyebutnya,saatku hampir ditengah jalan tiba - tiba sibesi tuaku mati.Aku periksa sebisaku saat itu terik matahari sedang berada diatas kepalaku rasanya luar biasa ketika matahari tak bersahabat lagi,aku terus periksa kenapa sibesi tuaku mati sampai akhirnya aku temukan bahwa busi yang kugunakan sudah tidak berfungsi serta kabel koplingku putus.
Dan akhirnya aku mendorong sibesi tua ketempat yang rindang dibawah pohon dipinggir jalan,lalu aku duduk sambil menunggu pengendara sibesi tua lainnya lewat.Aku sempatkan untuk membeli kopi diwarung dekat pohon besar tempatku berteduh aku nyalakan rokokku menemaniku.Aku duduk disamping sibesi tua milikku,aku melihat kendaraan - kendaraan disekitar gonta ganti berlewatan lalu diseberang jalan aku melihat seorang pria tua yang berjalan kaki mengangkatkan sebuah bakul yang salin disangga dua sisi,dia sedang mengangkat lampu teplok yang akan dijualnya tak lama kemudia dia duduk diseberang jalan.Aku berfikir apakah pria tua itu tidak memiliki anak ataupun cucu atau mereka tidak peduli atau faktor ekonomi yang disalahkan anak dan cucunya sungguh ironis.
Tidak lama kemudian pria itupun melanjutkan perjalannya untuk berdagang,tidak lama saat pria tua tadi pergi dari kejauhan aku melihat lagi seorang pria tua yang lebih tua lagi dari pria tua yang tadi mengayuhkan sepeda tua yang hampir rusak dengan tumpukan karung besar dibelakangnya menuju arahku sambil mengarah kearahku.Akupun berfikir apakah aku merasakan hari tua yang seperti itu apakah aku tidak merasakan hari tua,dan aku melihat kearah besi tuaku dan bertanya pada barang mati itu apakah aku akan merasakan umur yang sama sepertimu hingga kau sampai saat ini,apakah kau akan pergi dan hilang dari hidupku,apakah kau sangat bermanfaat dimasa lalu,apakah kau tidak bosan dan lelah,hingga pria tua yang kedua tadi lewat didepanku dan tersenyum kepadaku aku balas dengan senyumanku dan dia pergi berlalu.
Dan akhirnya beberapa jam aku menunnggu ada pengendara besi tua lainnya lewat lalu memberhentikan besituanya membantuku dan memberikan busi serta kabel kopling.Besi tuakupun menyala kembali.Aku senang dan akupun berfikir lagi dan lagi diatas besi tuaku sambil pelan bertanya kembali apakah kau akan pergi dari hidupku dan berlalu serta menjadi yang lebih bermanfaat.Dan akhirnya kinipun besi tuaku pergi dan entah apakah akan kembali dia pergi dan menjadi sebuah sepeda yang menjadi kendaraanku saat ini sangat bermanfaat untuk alam dan melatih fisikku.Namun terkadang aku rindu pada besituaku itu disaat masa lalu dia mengajarkan banyak hal akan hidup,tanpanya aku takkan mengenal guruku yaitu jalanan.
Dan akhirnya aku mendorong sibesi tua ketempat yang rindang dibawah pohon dipinggir jalan,lalu aku duduk sambil menunggu pengendara sibesi tua lainnya lewat.Aku sempatkan untuk membeli kopi diwarung dekat pohon besar tempatku berteduh aku nyalakan rokokku menemaniku.Aku duduk disamping sibesi tua milikku,aku melihat kendaraan - kendaraan disekitar gonta ganti berlewatan lalu diseberang jalan aku melihat seorang pria tua yang berjalan kaki mengangkatkan sebuah bakul yang salin disangga dua sisi,dia sedang mengangkat lampu teplok yang akan dijualnya tak lama kemudia dia duduk diseberang jalan.Aku berfikir apakah pria tua itu tidak memiliki anak ataupun cucu atau mereka tidak peduli atau faktor ekonomi yang disalahkan anak dan cucunya sungguh ironis.
Tidak lama kemudian pria itupun melanjutkan perjalannya untuk berdagang,tidak lama saat pria tua tadi pergi dari kejauhan aku melihat lagi seorang pria tua yang lebih tua lagi dari pria tua yang tadi mengayuhkan sepeda tua yang hampir rusak dengan tumpukan karung besar dibelakangnya menuju arahku sambil mengarah kearahku.Akupun berfikir apakah aku merasakan hari tua yang seperti itu apakah aku tidak merasakan hari tua,dan aku melihat kearah besi tuaku dan bertanya pada barang mati itu apakah aku akan merasakan umur yang sama sepertimu hingga kau sampai saat ini,apakah kau akan pergi dan hilang dari hidupku,apakah kau sangat bermanfaat dimasa lalu,apakah kau tidak bosan dan lelah,hingga pria tua yang kedua tadi lewat didepanku dan tersenyum kepadaku aku balas dengan senyumanku dan dia pergi berlalu.
Dan akhirnya beberapa jam aku menunnggu ada pengendara besi tua lainnya lewat lalu memberhentikan besituanya membantuku dan memberikan busi serta kabel kopling.Besi tuakupun menyala kembali.Aku senang dan akupun berfikir lagi dan lagi diatas besi tuaku sambil pelan bertanya kembali apakah kau akan pergi dari hidupku dan berlalu serta menjadi yang lebih bermanfaat.Dan akhirnya kinipun besi tuaku pergi dan entah apakah akan kembali dia pergi dan menjadi sebuah sepeda yang menjadi kendaraanku saat ini sangat bermanfaat untuk alam dan melatih fisikku.Namun terkadang aku rindu pada besituaku itu disaat masa lalu dia mengajarkan banyak hal akan hidup,tanpanya aku takkan mengenal guruku yaitu jalanan.
Comments
Post a Comment